Sabtu, 01 Desember 2007

MASYARAKAT PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA

MASYARAKAT PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA
Bagian Pertama
A. LATAR BELAKANG
Meskipun masih merupakan hal yang relatif baru, tidak diragukan lagi bahwa kehadiran dan pertumbuhan teknologi internet telah menjadi salah satu fenomen sosial yang paling menarik perhatian saat ini. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, kini semakin banyak orang yang memanfaatkan internet untuk bermacam-macam kebutuhan. Selain telah secara revolusioner mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi, internet juga telah membuktikan dirinya sebagai satu-satunya medium berjangkauan massal yang paling fleksibel. Ia dengan mudah bisa mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual bahkan tradisi lisan (oral tradition) sekalipun.
Dalam perspektif sosial dan kebudayaan, setiap introduksi satu jenis teknologi ke dalam sebuah masyarakat pasti akan mendorong berlangsungnya pelbagai perubahan. Apa yang kemudian dikenal sebagai e-commerce, atau cybersex, misalnya, adalah sebagian contoh dari beberapa perubahan radikal dalam lingkup ekonomi dan sosial masyarakat postmodern saat ini yang mustahil muncul tanpa kehadiran internet. Setiap bentuk perubahan sosial dan kebudayaan, di lain pihak, juga cenderung akan melahirkan beberapa problem sosial yang baru. Secara ekonomis, dalam beberapa hal internet bolehjadi telah membawa akibat berupa efisiensi waktu dan penghematan biaya yang sangat besar. Dari sisi ekologis, konversi segala jenis data menjadi kode-kode digital dalam internet, juga dianggap sebagai alternatif gaya hidup yang eco-friendly, ramah lingkungan, antara lain ketika semakin lama orang tertantang untuk semakin terbiasa dengan kondisi yang relatif paperless di tempat kerja atau di rumah masing-masing.
Akan tetapi, di samping keuntungan-keuntungan komparatif tadi, internet juga telah mendorong munculnya beberapa kecemasan baru di kalangan masyarakat luas. Beberapa kasus kejahatan atau prilaku menyimpang dari seseorang atau sekelompok orang yang secara kebetulan menjadi bagian dari masyarakat pengguna internet, misalnya, telah melahirkan respon berupa kecurigaan yang terkadang berlebihan terhadap akibat negatif yang bisa ditumbulkan oleh pertumbuhan jenis teknologi ini.
Hubungan antara internet dan masyarakat, dengan demikian, sampai saat ini tetap berada pada posisi problematis. Di satu sisi kita melihat fakta bahwa teknologi internet terus menerus mengalami perkembangan dan perbaikan sehingga relatif makin mempermudah beberapa bidang kerja masyarakat modern. Di sisi lain, internet sendiri, sebagai sebuah fenomen sosial, tampaknya belumlah cukup dipahami oleh sebagian terbesar masyarakat manusia. Dalam tradisi ilmu ekonomi dan ilmu-ilmu sosial, ketidakpahaman masyarakat terhadap sebuah fenomenon hanya akan melahirkan dua kemungkinan sikap: menerima tanpa sikap kritis, atau menolak secara membabi buta. Cukup jelas bahwa tidak satu pun dari sikap semacam itu yang akan menguntungkan masyarakat. Padahal, internet sama sekali tidak bisa dibatalkan kehadirannya dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Beberapa kalangan bahkan merasa yakin bahwa teknologi internet akan menjadi standar mutlak bagi jenis-jenis teknologi lain yang akan dikembangkan di masa depan.
B. IDENTIFIKASI PROBLEM
Kalau pun teknologi internet kelak bisa disepakati sebagai semacam platform standar bagi banyak jenis teknologi masa depan, tidak berarti bahwa posisi problematis internet di tengah masyarakat sudah berakhir. Untuk konteks Indonesia, misalnya, kehadiran internet kemudian juga bisa erat kaitannya dengan problem tingkat kemakmuran ekonomi, dan kesiapan sosial masyarakat. Beberapa problem yang bisa diidentifikasi:
Pertama, seberapa jauh tingkat pemahaman masyarakat tentang teknologi internet baik sebagai satu jenis invensi teknologis, maupun sebagai sebuah gejala sosial dengan sejumlah resiko dan peluang positif yang ditawarkannya?
Kedua, dari perhitungan cost-benefit ratio secara ekonomis, apakah putusan sebagian masyarakat untuk memakai teknologi internet benar-benar merupakan alternatif pilihan yang sesuai?
Ketiga, berhubungan dengan yang kedua, jika dilihat dari kesesuaian antara harapan dan realiasasinya, apakah internet juga telah melahirkan sejenis deprivasi relatif (relative deprivation) yang baru?
Keempat, seberapa besar sebenarnya potensi penerimaan masyarakat Indonesia terhadap kehadiran teknologi internet?
Kelima, apakah kondisi-kondisi sosial, ekonomis, dan kultural tertentu menjadi determinan utama terhadap preferensi orang atau kelompok orang untuk memakai internet?
C. IDENTIFIKASI KELOMPOK MASYARAKAT
Berdasarkan pada kecenderungan umum sikap yang diambil terhadap munculnya teknologi internet, secara sederhana kita bisa membagi masyarakat ke dalam tiga kelompok utama:
Pertama, kelompok existing users, yakni mereka yang saat ini sudah menjadi pemakai aktif beberapa layanan internet seperti e-mail, web surfing, e-commerce, dll. Untuk kelompok ini, pertanyaan penelitiannya bisa difokuskan pada apa dan bagaimana latar belakang, alasan, jenis pemanfaatan, dan pengalaman konkretnya (evaluasi) dalam menggunakan jasa-jasa internet.
Kedua, kelompok perspective users, yakni mereka yang saat ini masih belum menjadi pemaka internet tapi yang, karena beberapa alasan, memiliki potensi besar untuk menjadi pemakai di masa depan. Ke dalam kelompok ini termasuk para mahasiswa, karyawan perkantoran, tenaga edukatif di lembaga-lembaga pendidikan serta kelompok-kelompok masyarakat lain yang secara keseluruhan bisa diasumsikan sebagai orang-orang yang telah memiliki pengetahuan minimal tentang komputer atau, paling tidak, sedikit banyak telah memperoleh cukup informasi tentang manfaat internet bagi kehidupan mereka.
Di luar dua kelompok tersebut, tentu saja adalah kelompok sosial lain yang menjadi bagian terbesar dari populasi masyarakat. Ada banyak sebab mengapa mereka tidak bisa digolongkan ke dalam kelompok perspective users seperti tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tarap hidup ekonomi, dan variabel-variabel sosial lain yang hubungannya sangat signifikan dengan preferensi pilihan mereka terhadap salah satu produk teknologi seperti internet.
Secara skematik, proses-proses sosial yang berlangsung antara masyarakat dan internet itu adalah seperti dalam Figure 1 berikut:
Figur 1
D. TUJUAN SURVEY
Secara spesifik penelitian ini dirancang untuk mencapai beberapa tujuan berikut:
Pertama, memperoleh gambaran yang realistis tentang kondisi-kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat pengguna internet yang sudah ada di Indonesia.
Kedua, melihat tingkat pemahaman dan sikap masyarakat terhadap kehadiran internet sebagai sebuah gejala sosial yang baru.
Ketiga, mengidentifikasi problem-problem sosial yang telah muncul akibat kehadiran internet dalam masyarakat luas.
Keempat, memprediksikan kemungkinan tingkat penerimaan masyarakat terhadap teknologi internet dalam kehidupan sosial.
Kelima, menyediakan informasi yang akurat tentang tingkat penggunaan, pengalaman dan potensi pertumbuhan jumlah pemakai internet di Indonesia.
Keenam, mencari kemungkinan untuk melahirkan sebuah rekomendasi saintifik bagi para pengambil keputusan seperti para eksekutif di lembaga-lembaga pemerintah dan para pengembang software dan hardware untuk kebutuhan internet.
E. CAKUPAN SURVEY
Dari Figure 2 di atas bisa dijelaskan bahwa survey ini pada dasarnya meliputi dua metode: field-based survey dan on-line-based survey. Field-based survey akan diarahkan pada dua kelompok responden yakni kelompok existing users dan kelompok perspective users. Untuk kelompok pertama pertanyaan-pertanyaan survey sebagian besar akan didasarkan pada pengalaman dan/atau evaluasi mereka terhadap jenis-jenis layanan internet yang telah dirasakannya. Sementara untuk kelompok responden kedua, pertanyaan akan disusun untuk bisa mengetahui tingkat pemahaman, persepsi tentang dan kemungkinan mereka untuk menjadi pemakai aktif internet dengan kondisi-kondisi yang spesifik dalam waktu dekat.
Ruang lingkup survey ini secara skematis bisa dilihat dalam Figure 2 di bawah ini.
Latar belakang sosial, ekonomi, gender dan kultural dua kelompok responden tersebut akan menjadi salah satu subjek terpenting yang akan dikaji. Dengan demikian diharapkan agar survey ini juga bisa mengetahui profile umum masing-masing kelompok responden.
On-line-based survey juga bisa dibagi menjadi dua bentuk survey: Pertama, survey dengan internet sebagai medium pendukung instrumen survey. Konkretnya, pemanfaatan world wide web sebagai medium penyebaran questioner. Survey seperti ini hanya bisa ditujukan kepada kelompok existing users karena ia mensyaratkan responden yang telah menjadi pemakai aktif layanan jasa internet. Kedua, survey dengan internet sebagai objek yang diteliti. Artinya, survey ini akan mencermati perkembangan dunia internet itu sendiri. Layanan apa yang telah tesedia secara on-line, dan apa saja isi layanan tersebut yang diperkirakan bisa memberi manfaat bagi masyarakat banyak. Metode ini sekaligus juga bisa diapakai sebagai alat untuk melakukan data cross-check terhadap temuan data dari metode field-based survey yang ditujukan kepada kelompok existing users.
Meskipun memiliki kelebihan seperti kesanggupan menjangkau responden yang jauh lebih luas, beberapa kelemahan web sebagai instrumen survey antara lain adalah sebagai berikut:
a. Problem realibitas data, karena peneliti sama sekali tidak memiliki kontrol atas responden yang mengisi questioner yang tersebar bebas ke seluruh dunia.
b. Dibutuhkan proses pengenalan situs web penelitian di internet kepada sejumlah besar orang yang dituju
c. Karena itu ada kemungkinan biaya yang dibutuhkan justru lebih besar daripada field-based survey.
d. Waktu yang dibutuhkan bisa jauh lebih lama.
e. Data processing bisa menjadi lebih sulit dilakukan
f. Terlalu menuntut responden menghabiskan banyak waktu untuk mengunjungi satu homepage. Padahal hal semacam itu bisa sangat membosankan dan membutuhkan biaya cukup besar.
g. Hanya bisa dilakukan terhadap kelompok existing users
Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka sebelum ditemukan sebuah cara yang lebih baik untuk menjadikan web sebagai instrumen survey, pada tahap awal survey ini hanya akan memilih on-line based survey bentuk kedua: menjadikan web dan/atau layanan internet lain sebagai objek penelitian.
Batasan Kategori Kelompok Pemakai
Seperti telah disinggung sebelumnya, yang dimaksud Existing Users adalah mereka yang sekarang telah menggunakan atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas internet baik dari rumah atau dari tempat kerjanya. Batasan yang lebih spesifik tentang kelompok existing users adalah mereka yang secara kontinu telah menggunakan atau memanfaatkan internet selama paling sedikit enam bulan.Tempat akses dan siapa yang menanggung biaya akses tersebut sama sekali tidak memiliki peran signifikan.
Di lain pihak, kelompok prospective users meliputi sejumlah besar orang mulai dari yang sama sekali belum pernah menggunakan/memanfaatkan internet, sampai mereka yang sedikit banyak sudah mengenal dan memanfaatkannya tapi hanya untuk periode dan maksud-maksud yang sangat terbatas. Ke dalam kelompok ini tentu saja tidak bisa dimasukkan orang kebanyakan yang sama sekali belum pernah memiliki pengetahuan awal tentang internet. Konkretnya, seseorang akan dimasukkan ke dalam kelompok prospective users jika ia sedikit banyak sudah mendapat informasi tentang internet tapi sama sekali belum pernah memanfaatkannya atau sudah pernah memanfaatkannya tapi baru berlangsung maksimal dalam periode tiga bulan.
F. LOKASI SURVEY DAN PEMILIHAN RESPONDEN UNTUK FIELD-BASED SURVEY
Pada tahap pertama ini, field-based survey akan dilakukan di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Pilihan tersebut didasari asumsi bahwa di keempat wilayah inilah kemungkinan terbesar pemakai internet Indonesia berdomisili. Dengan beberapa catatan, multivariasi latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang tinggal di wilayah ini tampaknya relatif cukup representatif untuk dijadikan sebagai sampel dari populasi masyarakat Indonesia. Untuk kelima wilayah tersebut dengan teknik random sampling akan dipilih 1000 orang responden dengan perincian sebagai berikut:
a. 500 (lima ratus) responden untuk kategori existing internet users
b. 500 (lima ratus) responden untuk kategori perspective internet users
c. Untuk wilayah Jakarta secara total akan diwakili oleh 600 orang responden: 300 orang existing users, dan 300 orang perspective users.
d. Untuk lima wilayah di luar Jakarta secera keseluruhan akan diwakili oleh 400 orang responden, 100 orang responden untuk setiap wilayah kotamadya dengan perincian: 50 orang existing users, dan 50 orang perspective users
G. MANFAAT SURVEY
a. Sebagai landasan bagi riset-riset berikutnya yang sedang dipersiapkan oleh inRecent (Indonesian Internet Research Center)
b. Sebagai sumber data ilmiah bagi pihak-pihak yang membutuhkannya untuk kajian-kajian akademis.
c. Bisa dijadikan sebagai rujukan pelbagai strategi kebijakan bagi pihak-pihak yang, langsung atau tidak, berkepentingan dengan pertumbuhan pemakaian internet di Indonesia
d. Memprovokasi sikap kritis terhadap setiap bentuk introduksi teknologi baru ke dalam lingkungan sosial sebuah masyarakat.
H. PELAKSANA SURVEY
Survey ini diorganisir oleh inRecent (Indonesia Internet Research Center)
I. JADWAL SURVEY
Menyusul
J. ORGANISASI TIM PENELITI
Menyusul
K. ANGGARAN SURVEY
Menyusul
What's New?
}
Other